MALANG, Projatim.id – Ketua BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara) Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM, mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk cerdas dan bijak dalam memanfaatkan teknologi digital di era Revolusi Digital saat ini. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan teknologi Artificial Intelligence (AI) secara positif dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
“Hadirnya AI jangan dimusuhi, tapi harus dimanfaatkan untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila,” ujar Andreas saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bertema “Menguatkan Pilar Kebangsaan untuk Mendorong Kemajuan Teknologi Berkelanjutan” di depan Gedung Rektorat Politeknik Kota Malang, Jumat pagi (10/10/2025).
Andreas menyampaikan, saat ini dunia tengah mengalami revolusi digital yang berdampak luas, tidak hanya pada aspek teknologi, namun juga pada stabilitas sosial dan politik. Ia menilai, negara yang gagal menghadirkan keadilan digital dapat terjerumus ke dalam konflik, bahkan peperangan.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya literasi digital agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam disinformasi.
“Sayangnya, beberapa platform media sosial yang sedang tren tidak memiliki sistem penyaringan informasi yang baik. Ini yang kerap menimbulkan disinformasi dan berdampak negatif di masyarakat,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Ia pun mengingatkan bahwa teknologi digital, terutama media sosial, harus menjadi ruang yang mencerminkan nilai luhur bangsa.
“Nilai-nilai Pancasila harus hadir di ruang digital. Kita butuh algoritma yang dikendalikan oleh etika kebangsaan agar tetap berdampak positif bagi masyarakat,” jelas Andreas.
Lebih jauh, ia menyoroti pentingnya perlindungan data pribadi masyarakat Indonesia. Ia menyebut data sebagai aset strategis yang nilainya bahkan melebihi harga emas. “Data itu lebih penting dari harga emas yang lagi naik daun,” ucapnya.
Andreas juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap data sumber daya alam (SDA) Indonesia yang tidak boleh sampai bocor ke pihak asing. Dalam konteks itu, ia mendorong perlunya pembentukan kekuatan nasional baru dalam bentuk Tim Cyber.
“Ketahanan siber harus menjadi skala prioritas negara. Kami mendorong segera disahkannya RUU Keamanan dan Ketahanan Siber demi menjaga kedaulatan rakyat Indonesia dari serangan digital,” ujarnya.
Menurutnya, tugas negara yang termaktub dalam UUD 1945 Alinea Kedua sangat jelas, yakni melindungi seluruh rakyat Indonesia termasuk di dalam ruang digital.
Dalam kesempatan itu, Andreas juga mengajak generasi muda untuk menjadikan Pancasila sebagai kompas moral dan etika dalam memanfaatkan teknologi.
“Pancasila mengandung nilai dasar yang dapat diterjemahkan menjadi Etika Digital Indonesia. Mari jadikan Pancasila sebagai algoritma dalam ruang digital dan jembatan keberagaman,” pungkasnya.