JAKARTA, Projatim.id -Peringatan Hari Santri Nasional 2025 menjadi momen reflektif yang menggugah kesadaran bangsa tentang peran besar santri dalam sejarah perjuangan Indonesia. Anggota DPR RI Komisi XIII Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dra. Hj. Anisah Syakur, M.Ag, menegaskan bahwa Hari Santri bukan hanya perayaan simbolik, melainkan momentum menyalakan kembali semangat jihad ilmu dan pengabdian sosial yang menjadi warisan para ulama dan pejuang pesantren.
Menurut Anisah Syakur, semangat para santri dalam menjaga kedaulatan bangsa dan nilai-nilai kebangsaan telah menjadi fondasi kuat dalam perjalanan Indonesia modern. “Hari Santri mengingatkan kita bahwa kemerdekaan ini juga lahir dari perjuangan tulus kaum santri yang berjuang tanpa pamrih. Mereka adalah garda moral yang menjaga keutuhan negeri dengan keikhlasan dan cinta tanah air,” ungkapnya.
Lebih jauh, legislator asal Jawa Timur ini menilai pesantren memiliki peran strategis dalam mencetak generasi yang berdaya saing tinggi. Ia menekankan pentingnya menguatkan kapasitas santri di era digital agar mampu menjadi agen perubahan tanpa kehilangan akar nilai keislaman dan kebangsaan.
“Santri harus cerdas secara spiritual dan intelektual. Tantangan zaman ini menuntut mereka untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tetap berpegang pada adab dan moralitas. Itulah jihad santri di era modern,” ujar Anisah dengan tegas.
Sebagai anggota parlemen yang konsisten memperjuangkan kebijakan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat, Anisah Syakur mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan penguatan ekosistem pesantren. Ia menyebut pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi pusat peradaban yang melahirkan kemandirian dan ketahanan sosial masyarakat.
“Pesantren adalah laboratorium kehidupan. Di sana tumbuh nilai-nilai gotong royong, kemandirian, dan tanggung jawab sosial. Santri harus diberi ruang untuk berinovasi, menjadi wirausahawan, dan pemimpin masa depan yang membawa maslahat,” tambahnya.
Menutup pesannya, Anisah Syakur mengajak seluruh elemen bangsa untuk meneladani perjuangan santri terdahulu dan menjaga semangat keikhlasan dalam membangun negeri. “Dari pesantren lahir generasi yang berilmu dan berakhlak. Santri bukan hanya penjaga moral, tapi