MALANG, Projatim.id – Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari dinilai stagnan dan tidak jelas. DPRD melalui Pansus LKPJ Bupati 2024 menilai proyek strategis nasional yang bertempat di wilayah Kabupaten Malang itu hanya menjadi ajang seremonial.
KEK tidak membawa dampak langsung secara ekonomi maupun kemanfaatan kepada masyarakat setempat.
”Rekomendasi Pansus sudah disampaikan di paripurna. Intinya kalau memang stagnan ya sebaiknya dikaji ulang atau dibubarkan saja,” ujar Zulham Akhmad Mubarrok, juru bicara Pansus LKPJ DPRD Kabupaten Malang Selasa (29/4).
Hampir semua Komisi di DPRD Kabupaten Malang mencantumkan catatan kritis kepada KEK Singhasari. Dalam dokumen itu, Bupati dan jajaran diminta memberikan laporan terkait progress KEK kepada publik. Dampak ekonomi, pariwisata atau maupun manfaat langsung juga tidak dirasakan masyarakat sekitar.
”Terkesan KEK hanya menjadi ajang seremonial saja, dan keterlibatan warga asli kabupaten sangat minim. Sebenarnya untuk apa ada KEK ini kan perlu dipertanyakan?” tanya Zulham yang juga Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu.
KEK Singhasari telah resmi beroperasi sejak 21 November 2022. KEK Singhasari ini dikhususkan sebagai pusat pariwisata dan pengembangan teknologi digital, dan merupakan KEK digital pertama di Indonesia.
Zulham yang juga ketua Pansus LKPJ Bidang Kesehateraan Rakyat menyoroti bahwa keberadaan KEK hanya menguntungkan segelintir orang saja. Karena itu, kata dia, Bupati harusnya memberikan evaluasi formal dan tertulis kepada pihak terkait agar kondisinya tidak hidup segan mati tak mampu.
”Kita ini tuan rumah program KEK, bukan tamu. Masa iya terus diam saja menjadi penonton dan tidak memberi masukan ke pemerintah pusat kalau kebijakannya tidak jalan?” ujar Zulham.
Zulham yang juga Ketua KNPI Kabupaten Malang itu mengatakan bahwa KEK seharusnya dirancang sebagai pusat bisnis dan investasi strategis dengan peluang pertumbuhan investasi. Tetapi, sejak hampir 3 tahun berjalan belum juga ada investor yang tampak. KEK seluas 120,3 hektare itu juga tidak menyumbang tumbuhnya iklim industri kreatif secara massif.
”Sekarang sudah berapa pemuda pengangguran yang dientaskan menjadi wirausaha oleh KEK. Tanya warga Singosari, tau apa enggak mereka? Merasakan apa enggak dampaknya? Pasti jawabnya tidak.” Pungkas Zulham. (*)