JAKARTA, Projatim.id -Peringatan Hari Lahir Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-27 menjadi momen penting untuk memperkuat identitas partai sebagai kekuatan politik yang berakar pada nilai keislaman, kebangsaan, dan pesantren, sekaligus terbuka terhadap dinamika zaman. Penegasan ini disampaikan oleh Anggota DPR RI Fraksi PKB, Dra. Hj. Anisah Syakur, M.Ag.
Menurut Anisah, PKB kini tidak hanya menjadi wadah perjuangan bagi warga Nahdliyin dan komunitas tradisional, tetapi juga telah berkembang menjadi rumah besar bagi anak-anak muda yang memiliki idealisme, kegelisahan sosial, serta semangat perubahan.
“Kami menyadari, masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda. Maka, PKB hari ini harus hadir bukan hanya sebagai partai politik biasa, tapi sebagai platform inklusif yang mengakomodasi aspirasi dan kepentingan kaum muda,” tegasnya.
Dengan semangat tersebut, PKB aktif mengarusutamakan isu-isu yang dekat dengan kehidupan generasi muda, seperti krisis iklim, kreativitas seni, perkembangan teknologi digital, hingga penguatan ekosistem minat dan bakat.
“Anak muda hari ini tidak hanya bicara soal pekerjaan dan ekonomi, tapi juga soal keberlanjutan lingkungan, akses terhadap teknologi, ruang ekspresi seni, dan peluang pengembangan diri. Dan PKB harus hadir di tengah semua itu,” ujar Anisah.
Sebagai politisi perempuan yang konsisten menyuarakan isu pendidikan dan pemberdayaan, Anisah juga menegaskan pentingnya membuka kanal partisipasi politik yang ramah dan relevan bagi anak muda.
“Kita tidak bisa lagi bicara politik dengan cara lama. Jika anak muda merasa jauh dari partai politik, maka kewajiban kita yang harus mendekat. Politik harus ditransformasikan menjadi alat perubahan yang menyenangkan dan bermakna,” ucapnya.
Rangkaian Harlah PKB tahun ini dikemas secara segar dan kreatif, seperti lomba karikatur Cak Imin, PKB Run, workshop teknologi ramah lingkungan, hingga peluncuran komunitas ecogen. Menurut Anisah, ini adalah bentuk konkret bahwa PKB tidak hanya berbicara, tetapi juga hadir mendengarkan dan memfasilitasi aspirasi.
“PKB ke depan harus bisa menjadi ekosistem politik yang suportif. Bukan hanya memproduksi kebijakan, tapi juga merawat ruang tumbuhnya gagasan-gagasan muda yang radikal, segar, dan solutif,” tegasnya.
Anisah menutup dengan menegaskan bahwa PKB berkomitmen menjadi jembatan antara nilai dan inovasi. “Kami tidak akan meninggalkan akar tradisi, tapi kami juga tidak takut melangkah ke masa depan bersama anak-anak muda yang berani bermimpi dan bekerja,” pungkasnya.
Memasuki usia ke-27, PKB tidak hanya menengok masa lalu, tetapi dengan percaya diri menatap masa depan Indonesia yang lebih adil, hijau, kreatif, dan berpihak pada generasi mendatang. Sebuah harlah yang bukan hanya seremonial, melainkan panggilan zaman saatnya anak muda mengambil peran, dan PKB membuka jalannya.