PROJATIM.COM – Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto Jawa Timur memiliki komitmen tinggi mencetak generasi santripreneur unggul dan islami.
Target itu diusung STIES Riyadlul Jannah Mojokerto yang tahun ini membuka program beasiswa untuk 100 santri.
Beasiswa itu diperuntukkan bagi calon mahasiswa dari berbagai daerah pelosok.
Untuk mewujudkan santripreneur unggul dan islami, Dr. Budiyono Santoso, S.E., M.E selaku Kaprodi Ekonomi Syariah di STIES Riyadlul Jannah Mojokerto berhasil merumuskan konsep Pesantren Entrepreneurship berbasis nilai-nilai Islam yang ia sebut sebagai TAWADHU.
Akronim dari Tarbiyah, Wathaniyah, Dakwah, Hamasatul Jihad dan Uswah.
Gagasan ini lahir dari disertasinya di Program Doktor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang diselesaikannya dengan predikat Cumlaude.
Melalui pendekatan Fenomenologi Islam Plus, Budiyono menolak pendekatan ekonomi konvensional yang cenderung sekuler dan individualistik.
Sebagai gantinya, Budiyono menawarkan paradigma baru kewirausahaan berbasis pesantren yang tidak hanya mengejar profit.
Akan tetapi juga berakar pada integritas spiritual, sosial dan ekonomi.
“Model ini bukan sekadar tentang usaha, tapi tentang ibadah dan keberkahan. TAWADHU menjadi pondasi karakter santri yang mandiri secara ekonomi, beretika, dan memberi manfaat sosial,” ujar Dr. Budiyono.
Disertasi ini menyintesiskan nilai-nilai pendidikan Islam seperti Tarbiyah yang melahirkan keterampilan bisnis Islami, Wathaniyah yang menumbuhkan semangat ekonomi lokal, Dakwah sebagai sarana membangun jaringan bisnis berbasis keberkahan, hingga Uswah yang menekankan keteladanan Rasulullah SAW dalam kepemimpinan wirausaha.
Model Pesantren Entrepreneurship ini telah diimplementasikan secara nyata di Pesantren Riyadlul Jannah Pacet melalui penguatan ekonomi santri, pengolahan limbah organik, pertanian terpadu, hingga digitalisasi UMKM.
Semua berbasis nilai-nilai Islam yang aplikatif dan kontekstual, menjadikannya tidak hanya relevan secara lokal, tetapi juga layak diangkat ke level global.
Visualisasi model ini bahkan diilustrasikan dalam bentuk bangunan konseptual dengan lima pilar utama bertuliskan Tarbiyah, Dakwah, Hamasatul Jihad, Wathaniyah, dan Uswah, serta satu fondasi utama bertuliskan TAWADHU, sebuah simbol bahwa keberhasilan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari kerendahan hati, integritas dan keberkahan spiritual.
Ketua STIES Riyadlul Jannah, Mokhammad Ainur Rofiq, Lc., M.E. menyambut baik terobosan ini.
“Kami bangga atas kontribusi akademik Dr. Budiyono yang menjadi bukti bahwa pesantren mampu melahirkan solusi konkret bagi tantangan ekonomi umat. Ini adalah bagian dari komitmen kami membangun model pendidikan tinggi berbasis nilai dan berdampak langsung kepada masyarakat,” tuturnya.
Langkah ini sekaligus mempertegas misi kampus untuk menjadi pusat keilmuan Islam yang inklusif, produktif dan kontributif dalam membangun ekonomi umat dari bawah. (*)