MALANG, Projatim.id — Harapan baru bagi dunia olahraga di Kabupaten Malang mulai terlihat. Liga bola basket antar SMP dan SMA terbesar di Indonesia, Developmental Basketball League (DBL), berpotensi digelar di GOR Kanjuruhan. Potensi ini terungkap saat perwakilan DBL Indonesia melakukan peninjauan langsung ke lokasi pada Rabu (13/8) sore.
Sebagai bentuk keseriusan, Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang, Zulham Akhmad Mubarrok, tampak mendampingi Manager Media DBL Indonesia, Gunawan Sutanto untuk melihat secara langsung kesiapan fasilitas GOR Kanjuruhan sebagai venue alternatif. Menurut Zulham, event olahraga berskala nasional hingga multinasional seperti DBL akan mampu menghidupkan kembali iklim olahraga dan perekonomian masyarakat di sekitar stadion, yang sempat meredup pasca tragedi Kanjuruhan.
“Memang tujuan kita ini agar menghidupkan kembali iklim ekonomi di sekitar Kanjuruhan. Solusinya melalui event, artinya kita harus menarik potensi event supaya ekonomi kembali bergerak,” ujar Zulham.
Zulham menegaskan, apabila DBL digelar di GOR Kanjuruhan, dampaknya akan signifikan bagi perekonomian lokal sekaligus menjadi solusi alternatif bagi penyelenggaraan event nasional tersebut. Ia mengungkapkan, banyak peserta DBL berasal dari Kabupaten Malang, namun selama ini harus bertanding di Kota Malang.
“Dampaknya, ekonomi tumbuh, event bertambah, dan masyarakat mendapat manfaat langsung,” tegasnya.
Ia juga menilai GOR Kanjuruhan telah memenuhi standar venue basket modern. Arena ini mampu menampung hampir 2.000 penonton, memiliki area parkir luas, akses jalan yang tidak mengganggu arus utama, pencahayaan memadai, serta ruang ganti representatif.
“Lapangan basket kita tidak kalah dengan milik kota. Keunggulannya, parkir luas, jalan raya tidak macet, dan fasilitas lengkap. Kita siap ‘menjual’ venue ini agar dilirik untuk event besar seperti DBL, dan bahkan IBL,” kata dia.
Gunawan menambahkan, penjajakan ini juga menjadi langkah mencari solusi alternatif penyelenggaraan DBL di GOR Bimasakti Kota Malang yang kerap menuai protes dari warganet. Pasalnya, lokasi tersebut sering diidentikkan sebagai pemicu kemacetan di jalur utama menuju Kota Malang melalui Kecamatan Sukun.
“Kendala kita memang satu itu, jalan akses ke GOR Bimasakti hanya satu dan ketika terjadi kepadatan biasanya memicu macet panjang di Jalan S. Supiyadi,” ujar Gunawan.
Ia menilai Kabupaten Malang memiliki potensi yang sangat besar namun belum dimaksimalkan. Bahkan, dua tahun lalu DBL pernah membawa seorang pelatih asal Bululawang untuk studi banding liga basket ke Amerika Serikat.
“Artinya ini potensi Kabupaten Malang sangat bagus dan bila sinergi antara eksekutif, dan legislatif bisa dimaksimalkan saya kira iklim basket di sini bisa berkembang pesat,” ujarnya.
Dengan fasilitas yang memadai, dukungan pemerintah, dan antusiasme masyarakat, peluang GOR Kanjuruhan menjadi tuan rumah DBL kian terbuka lebar.